Film 2012 yang digembar-gemborkan menggambarkan mengenai kiamat, menjadi kontroversial. Dalam kacamata Majelis Ulama Indonesia (MUI), setidaknya ada tiga poin kontroversi di dalam film tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidan saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Selasa (17/11/2009).
Pertama, para ulama tidak setuju jika hari kiamat divisualisasikan. Kedua, hari kiamat dalam versi Islam itu tidak ada yang selamat. “Tidak sama seperti yang digambarkan di dalam film tersebut,” katanya.
Dia melanjutkan, dalam ajaran agama Islam tidak ada yang bisa memprediksi datangnya hari kiamat. Tidak seperti yang diramalkan akan datang tahun 2012. “Itu rahasia tuhan, hanya Dia yang tahu,” katanya.
Yang ketiga, jangan sampai ada propaganda untuk mendeskreditkan agama tertentu melalui film ini. Karena, menurut Amidan di dalam film tersebut digambarkan masjid runtuh, akan tetapi ketika manusia masuk gereja selamat.
“Seharusnya LSF memotong yang bagian masjid itu, jangan ditampilkan. Karena kalau gereja selamat, itu kan wajar karena dibuatnya di Hollywood. Jika di Indonesia kan Masjid. Misalnya bencana tsunami di Aceh, masjid selamat itu kan real ,” pungkasnya.
Karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat bahwa bagaimana pun film 2012 hanyalah fiksi belaka dan bukan kenyataan, sebagaimana yang digembar-gemborkan. “Kiamat adalah rahasia Allah,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar